Tusam

Tusam

(Pinus merkusii)

 

Pohon pinus merujuk pada genus Pinus dari famili Pinaceae. Ini adalah kelompok besar pohon konifer (pohon berkerucut) yang sangat dikenal di seluruh dunia, terutama di belahan bumi utara. Pinus memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari pohon lain.

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Pinophyta
Kelas : Pinopsida
Bangsa : Pinales
Keluarga : Pinaceae
Marga : Pinus
Spesies : Pinus merkusii

Syarat Tumbuh
Pinus adalah pohon yang sangat adaptif dan ditemukan di berbagai ekosistem, namun memiliki preferensi tertentu:

Iklim

  • Suhu: Pinus sangat toleran terhadap berbagai suhu, dari daerah dingin (bahkan bersalju) hingga daerah sedang dan hangat. Namun, sebagian besar spesies tumbuh optimal di daerah beriklim sedang.
  • Curah Hujan: Membutuhkan curah hujan yang cukup, namun toleran terhadap periode kering yang singkat.
    Ketinggian: Banyak spesies pinus tumbuh baik di dataran tinggi hingga pegunungan (di atas 500 mdpl), meskipun ada juga yang ditemukan di dataran rendah.
  • Sinar Matahari: Pinus membutuhkan sinar matahari penuh untuk pertumbuhan yang optimal. Mereka tidak toleran terhadap naungan yang intens

Tanah

  • Jenis Tanah: Pinus dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, termasuk tanah berpasir, berbatu, dan berlempung, asalkan drainasenya baik.
  • Drainase: Kunci utama adalah drainase yang baik. Pinus tidak menyukai genangan air, karena dapat menyebabkan busuk akar.
  • pH Tanah: Umumnya, pinus menyukai tanah yang asam hingga netral (pH sekitar 4.5 hingga 7.0), meskipun beberapa spesies dapat mentolerir tanah yang sedikit basa.
  • Kesuburan: Toleran terhadap tanah yang kurang subur, dan bahkan dapat tumbuh di tanah yang terdegradasi.

Morfologi

  • Habitus (Bentuk Pohon): Pohon pinus umumnya berbentuk kerucut (konikel) saat muda, dan akan menjadi lebih bulat atau tidak teratur saat dewasa. Ketinggiannya bervariasi, mulai dari semak belukar kecil hingga pohon-pohon raksasa yang tingginya mencapai puluhan meter, bahkan lebih dari 60 meter.
  • Batang: Batangnya lurus, silindris, dan seringkali tidak bercabang di bagian bawah, dengan percabangan yang cenderung horizontal. Kulit batangnya bervariasi dari halus pada pohon muda hingga kasar, tebal, dan beralur dalam pada pohon tua, seringkali pecah-pecah menjadi lempengan atau sisik. Warnanya pun beragam, dari abu-abu, cokelat, hingga kemerahan.
  • Akar: Pinus memiliki sistem perakaran yang kuat, biasanya akar tunggang yang dalam, yang membantunya menambatkan diri di berbagai jenis tanah dan kondisi.
  • Daun (Jarum): Ini adalah ciri paling khas pinus. Daunnya berbentuk jarum (acicular), tersusun dalam berkas (fascicle) yang terdiri dari 2, 3, atau 5 jarum (terkadang 1 atau 8, tergantung spesies), yang diikat di pangkalnya oleh selaput tipis. Daunnya selalu hijau (evergreen), artinya tidak merontokkan seluruh daunnya secara bersamaan, sehingga tetap hijau sepanjang tahun. Panjang jarum bervariasi antar spesies.
  • Bunga (Strobilus): Pinus adalah tumbuhan berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan betina berada pada pohon yang sama tetapi terpisah.
  • Kerucut Jantan: Berukuran kecil, silindris, dan seringkali berkelompok di pangkal ranting baru, menghasilkan serbuk sari.
    Kerucut Betina: Ini adalah “buah” pinus yang kita kenal. Kerucut betina awalnya kecil dan tegak, kemudian membesar, menjadi berkayu, dan bersisik. Setiap sisik memiliki dua biji bersayap yang akan dilepaskan saat kerucut matang dan membuka. Siklus pematangan kerucut betina bisa memakan waktu 2-3 tahun.
  • Biji: Biji pinus memiliki sayap tipis yang membantunya menyebar oleh angin. Beberapa spesies menghasilkan biji yang lebih besar tanpa sayap atau dengan sayap yang sangat kecil, dan biji ini seringkali bisa dimakan (dikenal sebagai pine nuts).

Manfaat Tanaman
Tumbuhan pinus banyak memberikan manfaat bagi manusia terutama bagi masyarakat Indonesia. Pinus Merkussi atau Tusam (Pinus merkusii Jungh. Et deVries) merupakan satu-satunya jenis pinus yang tumbuh asli di Indonesia. Pohon pinus memiliki banyak kegunaan yaitu untuk penghasil kayu, produksi getah dan konservasi lahan. Getah pinus merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu yang cukup potensial. Indonesia merupakan negara urutan ke tiga dalam produksi getah pinus setelah Cina dan Brasil.

Referensi
Farjon, A. (2010). A Handbook of the World’s Conifers (2 vols.). Brill.

Earl, D. E. (1992). Tropical Forestry for Wood Production. Oxford University Press.

Ewusie, J. Y. (1980). Forestry and Agroforestry: The Context for Resource Management in West Africa. Food & Agriculture Org. (FAO) publications on tropical forestry.

Alphonse, E. B., & Sreejith, S. (2018). Pinus merkusii: An Important Source of Non-Timber Forest Products. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 52(1), 32-37.